Memenggal rasa yang terseok memanjat tebing jantungku
Bermimpi puncak
Dan angin malam yang memeluk pekat
Sementara hangat nada terus terngiang
Hembusan yang sama,
Berulang-ulang,
Sampai mati tercekik
Apa mauku, katamu?
Hamparan rumput menghijau bermandikan kuning
Mentari yang membakar
Habis, bunga-bunga di pekarangan
Lenganmu hitam bermandikan amarah
Api
Apa maumu, kataku!
Gelombang pendar berlari di sepanjang pesisir
Membelah langit dan berjuta angannya
Seperti jutaan jiwa bersemayam di dalamnya
Terkikis satu persatu bersama
Badai yang menghempas sang nelayan tua
Dan air mata
Keluarga yang merindukannya
Lalu, bagaimana?
"Maumu Bepergian, Mauku Tidur Seharian"
Bosan libur, Eduplex, Bandung