December 11, 2014

Elang

Debur ombak berseru di kejauhan
Menebar rindu yang tak juga beranjak pulang

Lalu, tiba-tiba saja, kamu ada di sini.

Kamu, Dik.
Memakai kemeja yang biasanya kuledek karena sudah lusuh
Membawa tas selempang yang tidak kalah usangnya
Tersenyum, seperti menemukan salju turun di sahara
Dengan sorot menghangatkan
Sekaligus mencengkeram dengan gigil

Pasir mengaburkan pandanganku
Dan tiba-tiba,
Aku tersentak

Jika kamu ada di sini,
Apakah aku sudah mati?

December 9, 2014

Sebotol Dekap

Saya tahu kita cuma berpura pura.
Kamu pun begitu.

Tapi biarlah,
Sekali ini saja,
Biarkan belenggu ini menjilati setiap inci tubuh kita
Yang dengan tamak saling melahap
Sampai ruang yang disediakan untuk duka habis berbanjir peluh
Sedu sedan terganti lenguh

Biarlah,
Sekali ini saja,
Sampai rasa habis tak bersisa
Atas nama cinta.

December 7, 2014

Lagi.

Aku ingin kamu ada di sini,
Di sampingku.
Ribut bercerita tentang berbagai hal yang mungkin tidak sepenuhnya kumengerti.
Lalu kamu cemberut karena aku hanya menertawakan.

Atau mungkin, kamu diam memperhatikan aku yang sedang sibuk mengetik.
Entah membuat tugas, atau mengarang bebas.
Atau diam-diam menulis tentangmu.

Aku ingin kamu ada di sini.
Di layar tepat dihadapanku.
Mendebatkan lagu apa yang enak didengar
Atau detail kecil tentang kejadian kemarin
Yang kita sudah sama sama lupa.

Atau tiba-tiba saja, kamu memunculkan satu potong kalimat yang menghilangkan kesedihan.
Memunculkan senyum yang tidak mau beranjak pergi.

Aku ingin kamu ada di sini.
Di depan pintu.
Saat panas terik membakar dunia,
Dengan cengiran lebar dan keringat yang mengalir di dahi
Lalu bilang, "Permisi mbak, ada es teh manis?"

Atau hujan turun dengan lebatnya
Lalu kamu mengetuk dengan semangat
Sambil berteriak,
"Ras, hujan ras! Ayo jalan jalan!"

Aku ingin kamu ada di sini.
Di depanku.
Membagi ratusan bongkahan batu yang dijejalkan ke dalam hati
Sampai sesak

Atau sama sama melemparnya entah kemana
Lalu menertawakan apa saja,
Sepuas puasnya
Sampai menangis

Aku ingin kamu ada di sini.
Di dekatku.
Untuk berbagi hari,

Atau sama-sama menemukan rumah
Saat saling bertatapan.



Aku ingin kamu ada di sini.




Tapi kalau kamu ada di sini
Hanya untuk mengisi
Dengan ukiran indah dan
Senandung merdu
Di setiap sudut hati

Lalu tiba-tiba pergi,


Bukankah lebih baik sepi?