November 17, 2014

Tentang...

Cinta adalah penjara.
Membawa pergi mimpi yang membara,
Melahap habis logika,
Membiarkan setiap manusia yang masuk perangkapnya kehabisan kata
Bisu dengan jutaan tanya.

Cinta adalah ombak yang bergemuruh
Berpendar dibawah sinar rembulan
Bergulung gulung mengejar langit
Terhempas lautan

Cinta adalah neraka
Merah menyala
Membakar jiwa
Menenggelamkan siapa saja

Hingga kita lupa

Bahwa cinta adalah bunga yang bermekaran di musim semi, bermandikan cahaya mentari.

Cinta adalah hujan yang turun di bulan Juni.
Senyum tulus orang asing di tempat antri,
Aroma rumah dan bau terasi,
Omelan Ibu yang tiada henti,
Pidato upacara senin pagi,
Cerahnya hari saat akan berekreasi,
Peluk Ayah dengan kumis galaknya saat pulang malam hari,
Obrolan panjang dengan teman dari hati ke hati,
Kue buatan Nenek di hari Idul Fitri

Dan kita terkadang lupa,

Cinta adalah sebuah kesederhanaan.
Dalam kebersamaan,
Dalam jarak yang membebaskan.

Ada, sekarang,
Atau tersimpan dalam kenangan.

Penuh harapan,
Namun juga terselimuti kekecewaan.

Cinta adalah siksaan.
Tapi hati, hanya cinta yang bisa menyembuhkan.

Cinta yang tak hanya memberi, tapi juga sepenuhnya meyakini.
Dari hati ke hati.
Tanpa permisi, tanpa basa basi.

Cinta selalu ada,
Menerima apa adanya.

Cinta adalah sebuah kesederhanaan.
Cinta adalah kehidupan.
Cinta
Adalah kita.



21 Februari 2014, 21:30

November 14, 2014

Kau, Aku

Di atas debur ombak yang tidak ada habisnya ini,
Aku menjelma jadi pasir.
Terkikis sedikit demi sedikit demi menyesap aroma laut, terbang, dan menggenggam dunia dalam ketiadaan.
Berdenyar di bawah terik rembulan yang menyinari sepasang kekasih di atas rerumputan, saling menggenggam tangan, bertatapan seperti hendak menjatuhkan diri ke dalam jurang yang terpahat rapi di dalamnya. 

Di atas debur ombak yang tidak ada habisnya ini,
Angin meniupkan namamu,
Menyelipkannya dalam tiap serpihku yang melayang jauh, hinggap di atas puing puing reruntuhan yang membentuk kuil untuk sang malam.
Menghujamkannya ribuan kali ke dalam satu persatu sel tubuhku yang menggelepar dalam rengkuhan petir yang hanya ingin melindunginya dari amukan badai.

Di atas debur ombak yang tidak ada habisnya ini,
Ia meneriakkan sepotong nama, sekuat tenaga, berharap menemukan yang tak pernah ada
Terus melempar suara ke dalam hening samudera.
Percaya, dengan rasa yang tak ada tandingnya, sosok itu hadir di atas gemerlap air - dengan senyumnya yang memesona.
Percaya, dengan rindu yang tak mungkin lagi terbendung dalam hati, jarak rela menghapuskan dirinya malam ini
Sampai daya habis tak bersisa...

Di atas debur ombak yang tidak ada habisnya ini,
Luruh sudah dinding yang membatasi kita dengan tanya
Berganti hitam yang mendekap lembut, membiarkan kita terlelap di tengah arus cinta
Yang membunuh segalanya.





Di atas debur ombak yang tidak ada habisnya ini,
Kau datang



Aku tenggelam
Hilang.
Dan saat ini, setelah sekian ribu kilometer perjalanan ini, kesimpulanku hanya satu. Ini bukan soal siapa terikat dengan siapa, atau siapa terlihat dengan siapa. Atau siapa berjanji pada siapa. Bahkan bukan siapa ada untuk siapa. Tapi siapa yang melintas dalam benak setiap kita hendak berucap. Siapa yang spontan kita rindukan ketika ingin berbagi pikiran. Siapa yang bisa kita ceritakan saat berbagi dengan kawan. Siapa yang diam diam hidup di dalam kenangan. Atau hadir membayang. Siapa yang munculnya dalam ingatan begitu menyesakkan, tapi entah bagaimana mampu membuat senyum mengembang lebar. Siapa yang kita pikirkan saat mendengar lirik lagu cinta murahan. Siapa yang sedang kita tertawakan sekarang - siapa yang kita benci, tapi sialnya bikin rindu setengah mati.


21 Desember 2013

The One

(Cuplikan ask.fm)

Kak, lagi ngeceng seseorang ya?

Katanya sih, suatu hari nanti, kamu bakal nemuin seseorang yang bisa bikin semua ini setimpal.

Katanya, suatu saat kamu bakal ketemu dengan orang yang bikin kamu sadar kenapa ini gak pernah berjalan lancar sebelumnya.

Katanya, untuk setiap orang, dipersiapkan pasangan yang tepat – yang sesuai dengan orang tersebut.

Katanya, akan ada suatu momen dimana kamu berterimakasih pada semesta karena sudah bersekongkol membawamu ke tempat itu, saat itu, untuk dapat bertemu dengannya.

Benar?
Jelas, saya nggak tau.
Mungkin sebagian orang percaya sama that fucking happy fairy tale ending, dan sebagian lagi nggak.
Tapi sejujurnya it’s kinda nice to believe in something like that. Bahwa setelah hari-hari melelahkan ini, akan datang seseorang yang dengan sapaannya saja penat di kepala ini seluruhnya hilang. Dan, bayangkan, dia akan terus bertahan!

Tapi mungkin perandaian seperti itu terlalu muluk.
Ya, mungkin satu hari nanti kita bisa menemukan the freaking one.
Mungkin bahkan kita sudah melewatkan kesempatan menemukannya.
Or maybe there’s the one after the one?

Or,
Maybe,
Happy ending isn’t about you finding the perfect guy. Maybe it’s not about a perfect ending, or not even an ending at all..

Maybe it’s simply you.

Ya, mungkin the perfect ending itu pada akhirnya adalah kamu.
Kita,
Yang bisa bertahan sejauh ini,
Di dunia yang tanpa ampun ini.
And after all this time,
We never gave up hope.



Ngeceng itu soal sepele. Kalaupun praktiknya nggak sesimpel itu.
Tapi yang jelas, saya masih berharap suatu hari nanti akan menemukan (atau tersadar, sejak lama sudah ada) sesuatu yang seperti ini...

Someone who I would meet and my soul would immediately whisper:
"Oh, hello,
I've been searching for you."

-Kent




*Keterangan:
Ngeceng = tertarik, suka