August 29, 2015

Siapa?

Kau membuatku ingin menulis.


Tentang seulas pucat sinar rembulan yang terlukis di wajahmu, menerbangkan butir hujan di sela dedaunan-lalu membelainya ke angkasa.

Tentang hijau laut yang menari di bola matamu, bergejolak lepas dalam hitam yang menyesapnya perlahan-membawaku tenggelam...

Tentang helai kapas dibalik ukiran kayu, berjejal menopang jutaan mimpi yang kau bawa dalam...

Tentang percik hangat di tengah badai salju yang kau hadirkan, genggam erat di tepi...

Tentang heningmu yang bernyanyi malu-malu, mendekap semesta hingga...

Tentang senja yang masih menyapa, menghidupkan kembali warna...

Tentang ratusan paragraf cerita tak bermakna...




Tentang rasa...





Tentang...















Kau membuatku ingin menulis

Tanpa kata.

August 23, 2015

.

Jika angin malam lalu yang dingin menusuk tak mampu menggigilkanku
Saat kutatap matamu yang dengan tajam menelisik ketiadaan,
Dan sepotong tawa lembut mengisi bingar dengan hening yang begitu cepat
Hingga bersemayam dalam angan sampai waktu tak bisa lagi kukejar,

Maka saat ini aku hanya bisa menatap langit langit
Berharap menemukan hitam di atas hamparan pasir dan rerumputan,
Mencari riak rembulan, atau siluet samar di kejauhan.
Berdoa untuk lupa.
Untuk rindu yang melebur dengan udara.
Semoga.